Ketua Dharmayukti Karini Daerah (nomor 4 dari kanan) berfoto bersama rombongan dari Cabang Mempawah seusai menyerahkan hadiah kepada Juara I Lomba Pidato, Anita Qurroti A’yuni (paling kanan). Tampak juga Ketua I Dharmayukti Karini Cabang Mempawah, Ny. Yosi Wanjofrizal (nomor 2 dari kanan)
Sabtu (23/8/2014) Dharmayukti Karini Cabang Mempawah meraih Juara I Lomba Pidato antar-Dharmayukti Karini Se-Kalimantan Barat. Lomba digelar bersamaan dengan pertemuan rutin enam bulanan organisasi istri-istri aparatur pengadilan tersebut.
Utusan Dharmayukti Karini Cabang Mempawah yang memenangi lomba pidato adalah Anita Qurroti A’yuni, Lc. yang merupakan istri dari hakim PA Mempawah, Fahrurrozi, SHI.
Mendapat nomor undian 8, perempuan kelahiran Jombang 28 tahun lalu itu tampil dengan percaya diri. Jika peserta lain membawa teks, ia tampil paperless alias tanpa teks. Tampak ia betul-betul menguasai materi yang disampaikannya. Tak heran, penampilannya mengundang berkali-kali applaus dari hadirin yang memadati Balai Kota Singkawang.
Dalam durasi 10 menit, Anita mengemukakan peranan istri-istri aparatur pengadilan dalam mengisi pembangunan. “Kita bersyukur hidup di alam kemerdekaan. Kita dapat berkumpul, berorganisasi dalam suasana yang aman dan bahagia. Kita patut bersyukur tak perlu memikul senjata, berperang seperti Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Martha Christina Tiahahu dan Nyi Ageng Serang, dengan mengorbankan harta benda, keluarga bahkan nyawa untuk bisa menghirup kebebasan seperti sekarang ini, Maka sudah sepantasnya kita wujudkan rasa syukur kita itu dalam bentuk usaha nyata memajukan bangsa dan negara,” kata Anita mengawali pidatonya.
“John F Kennedy dalam pidato innagurasinya sebagai presiden Amerika pada tahun 1961 mengatakan, Ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country. Artinya jangan tanya apa yang negaramu dapat berikan kepadamu, tapi tanyakanlah apa yang kamu dapat berikan kepada negaramu. Pertanyaannya, apa yang bisa kita berikan kepada negara dalam kapasitas kita sebagai perempuan?” imbuhnya.
Anita kemudian menguraikan peran istri-istri dari hakim dan pegawai pengadilan. Pertama, menjadi ibu bagi anak-anak. Ibu adalah pusat keluarga. Ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anak. “Sebagai ibu, kita berperan sebagai pendidik generasi penerus bangsa ini. Di tangan kitalah para tunas pemimpin bangsa kita bentuk. Maka tingkatkan kualitas kita sebagai seorang ibu, dengan senantiasa menghadirkan waktu yang berkualitas untuk menanamkan nilai-nilai keluhuran budi pekerti, rasa cinta tanah air, serta ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya kelak di masa depan,” tuturnya lagi.
Ibu dari Fayad yang menamatkan pendidikan S-1 dari Universitas Kairo itu lalu mengutip surat RA Kartini yang dikirimkan kepada Prof. Dr. G.K. Anton dan Nyonya, tanggal 4 Oktober 1902.
“Kami hendak menjadikan perempuan menjadi lebih cakap dalam melakukan tugas besar yang diletakkan oleh ibu Alam sendiri ke dalam tangannya agar menjadi ibu yang menjadi pendidik anak-anak mereka. Ibu adalah pusat kehidupan rumah tangga. Kepada mereka dibebankan tugas besar mendidik anak-anaknya, pendidikan yang akan membentuk budi pekertinya. Berilah pendidikan yang baik bagi anak-anak perempuan. Siapkanlah dia masak-masak untuk menjalankan tugasnya yang berat. Demikian tulis Kartini,” jelasnya.
Anita sedang menyampaikan pidato
Selanjutnya, Anita memaparkan peran perempuan yang kedua sebagai istri. Menurutnya, perempuan mempunyai peran besar bagi suaminya. Istri adalah belahan jiwa bagi suami. Istri memiliki sumbangan besar dalam menjaga kedamaian dan ketenangan suami. Ketika istri senantiasa menghadirkan ketenangan bagi jiwa suami, maka suami pun akan tenang dalam menjalankan tugasnya dalam mencari nafkah. Sedekat apapun seorang laki-laki dengan rekan-rekan kerjanya, tetap lebih dekat ia dengan istrinya. Tidak mustahil, keputusan penting diambil oleh sang suami ketika di atas tempat tidur. Maka, istri yang baik akan membawa kebaikan bagi pengambilan keputusan suaminya. Karena itu, ada ungkapan mengatakan, “Di balik kesuksesan seorang pria, ada perempuan hebat di belakangnya.”
“Jangan menuntut apa yang tidak bisa suami berikan kepada kita. Jika kita menuntut lebih dari apa yang dihasilkan suami, mereka juga tidak akan tenang bekerja di kantor dan bisa jadi mencari-cari dari jalan yang tidak halal. Sebagai istri yang baik, kita harus selalu mengingatkan suami agar memberikan rizki yang halal untuk menghidupi keluarga. Nasehati suami untuk bekerja dengan baik dan tidak tergoda segala upaya suap dan korupsi.
Dengan menjalankan peran yang baik sebagai istri, kita juga turut membangun negeri ini dan menjaganya dari dahsyatnya dampak buruk korupsi bagi kemajuan bangsa. Semua itu dilakukan semata-mata sebagai wujud syukur kita atas kemerdekaan yang telah kita hirup selama 69 tahun ini,” lanjutnya.
Di akhir pidatonya, Anita mengutip sebuah kalimat yang kerap ia temukan pada stiker yang tertempel di kaca-kaca jendela bis kota Kairo, saat ia kuliah di Negeri Piramida itu. Ittaqillah wa Laa Tuth’imnaa illaa Halaalan fa Innaa Nashbiru ‘ala al-Juu’iwa Laa Nashbiru ‘alaa al-Naar. Artinya, “Takutlah (wahai suamiku) kepada Allah, janganlah Kamu beri makan kami kecuali dari rizki yang halal. Sesungguhnya kami (istri dan anak-anakmu) kuat bersabar dari rasa lapar. Tetapi kami tidak kuat untuk menghadapi api neraka”.
Begitu Anita menyudahi pidatonya, hadirin pun bertepuk tangan. Ketua I Dharmayukti Karini Cabang Mempawah, Ny. Yosi Wanjofrizal, yang menyaksikan penampilan Anita mengaku puas dan bangga. “Ada pesan moral yang baik, yang bisa diambil,” ungkapnya.
Kebanggaan itu menjadi lengkap setelah Anita diumumkan sebagai Juara I. Ny. Yosi Wanjofrizal berharap, prestasi itu dapat dipertahankan dan Cabang Mempawah dapat terus berprestasi di masa-masa menatang.
Sementara itu, saat memberikan pembinaan Ketua Dharmayukti Karini Daerah Kalimantan Barat, Ny. Basuki DS meminta seluruh pengurus Dharmayukti Karini agar tertib administrasi dengan disiplin mengirimkan laporan enam bulanan ke pengurus daerah untuk selanjutnya dilaporkan ke pusat. Ia juga berpesan agar senantiasa menjaga kekompakkan dalam berorganisasi dan mendukung setiap program yang telah ditetapkan. (ahru/ita)
sumber: pa-mempawah.go.id